PENDAHULUAN
Indonesia
telah dikenal sebagai salah satu negara penghasil gaharu di dunia, karena
mempunyai lebih dari 25 jenis pohon penghasil gaharu yang tersebar di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, NusaTenggara, Maluku dan Papua. Gaharu merupakan
komoditi elit hasil hutan bukan kayu yang saat ini banyak diminati oleh
konsumen, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pada saat ini teknik
budidaya tanaman penghasil gaharu telah dikuasai dengan baik, dari mulai
kegiatan perbenihan, persemaain, penanaman dan pemeliharaannya. Adapun beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan budidaya pohon penghasil gaharu
adalah sebagai berikut :
A. Persyaratan Tumbuh
Untuk
memperoleh pertumbuhan yang optimal, pohon penghasil gaharu perlu ditanam pada
kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya di alam. Tempat tumbuh yang cocok
untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran rendah, lereng-lereng bukit
sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut
B. Penanaman
Penanaman
bibit penghasil gaharu dapat dilakukan secara agroforesty
(tumpangsari) dengan tanaman jagung,
singkong, pisang atau ditanam di sela-sela tanaman pokok yang telah tumbuh
terlebih dahulu, seperti karet, akasia, sengon, kelapa sawit, dan
lain-lain.
Pada tahap
awal pertumbuhan di lapangan bibit penghasil gaharu memerlukan naungan. Dengan
mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman penghasil gaharu tidak akan
mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
Apabila
tanaman penghasil gaharu akan ditanam pada hamparan lahan yang luas dan masih
kosong (monokultur), maka jarak tanam dapat dibuat 3 X 3 m, 3 x 4 m, 3 x 5 m, 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m.
C. Pemeliharaan
Tanaman penghasil gaharu pada umur 1-3 tahun perlu
dipelihara secara intensif, terutama mengurangi gangguan dari gulma. Karena
tanaman penghasil gaharu telah bermikoriza, maka penggunaan pupuk kimia dapat
diminimalisir. Setelah tanaman berumur 4-6 tahun, barulah tanaman penghasil
gaharu siap untuk diinduksi secara buatan dengan menggunakan jamur pembentuk
gaharu.
D. Pemanenan.
Pemanenan gaharu dapat dilakukan minimum 1- 2 tahun setelah proses
induksi jamur pembentuk
gaharu Apabila ingin
mendapatkan produksi gaharu yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
maka proses pemanenan
dapat dilakukan 2-3 tahun setelah proses
induksi jamur.Teknik pemanenan dan
keahlian dalam pemilahan kayu gaharu (Gubal dan kemedangan)
Selamat, blognya. Kian bagus dan sudah ada iklannya. Jangan lupa berkunjung ke doribae.com
BalasHapus